Kamis, 25 Agustus 2016

Filled Under:

Makalah Menganalisis Cerpen Yang Berjudul Dingin (Ikin Syamsudin Adeani)


     
           Kali ini saya akan memberikan sebuah makalah nih, sesuai dengan judul postingan, isi dari makalah ini adalah tentang Menganalisis Cerpen Yang Berjudul Dingin karya Ikin Syamsudin Adeani. Yang sedang menempuh kuliah di UNIVERSITAS UNIGAL CIAMIS dan mengambil jurusan Bahasa Indonesia pasti tidak akan asing lagi dengan Cerpen yang satu ini :D .
Yo, tanpa basa-basi lagi silahkan simak gan..... :)


BAB 1
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang Masalah

Cerpen adalah salah satu jenis karya sastra berbentuk prosa dengan kisah yang pendek dengan kesan tunggal dan terpusat pada satu tokoh dalam suatu situasi. Cerpen terbangun dari dua unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik cerpen meliputi, tema, amanat, latar (setting). Sudut pandang (point of view), tokoh dan penokohan, diksi / pilihan kata / gaya bahasa, dsb. Sedangkan unsur ekstrinsik cerpen meliputi nilai sosial, politik, biografi pengarang dsb.
Banyak hal yang terkandung dalam cerpen, di dalam cerpen terdapat watak tokoh cerpen, amanat, serta sejumlah permasalahan  yang dihadapi tokoh cerpen merupakan potret kehidupan nyata disajikan oleh pengarang melalui cerita. Itu berarti, dengan mengapresiasi cerpen, kita akan mendapat banyak pengalaman hidup, termasuk nilai positif watak di dalamnya.
Mengapresiasikan cerpern ada banyak sekali macamnya, salah satunya yaitu dengan cara menganalisis unsur pembangunnya, baik itu unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Berdasarkan uraian diatas, pemulis akan menyusun makalah yang berjudul “Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen Yang Berjudul Dingin“.

1.2         Perumusan Masalah

1.    Bagaimana tokoh dan penokohan tokoh utama cerpen, “ Dingin “ ?
2.    Apa amanat yang terkandung dalam cerpen “ Dingin “ ?

1.3         Tujuan Penulisan Makalah

Penulis ingin supaya pembaca mengerti dan paham bagaimana menganalisis sebuah cerpen yang baik dan benar.

1.4         Kegunaan/Manfaat penulisan makalah

Manfaat yang dapat diambil pembaca setelah membaca makalah ini adalah pembaca dapat paham tentang bagaimana menganalisis sebuah cerpen dengan menggunakan unsur Intrinsik.


BAB 2
KAJIAN TEORI

Menurut Nurgiyantoro dalam bukunya Pengkajian Prosa Fiksi unsur-unsur intrinsik ialah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpaijika orang membaca karya sastra. Unsur-unsur intrinsik tersebut antara lain sebagai berikut.

2.1.Tema cerita
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai stuktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan.
Tema disaring dari motif- motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik, dan situasi tertentu. Tema dalam banyak hal bersifat "mengikat" kehadiran atau ketidak hadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu termasuk berbagai unsur intrinsik yang lain. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka tema pun bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi yang umum, lebih luas dan abstrak.

2.2.Alur Cerita
Sebuah cerpen menyajikan sebuah cerita kepada pembacanya. Alur cerita ialah peristiwa yang jalin-menjalin berdasar atas urutan atau hubungan tertentu. Sebuah rangkaian peristiwa dapat terjalin berdasar atas urutan waktu, urutan kejadian, atau hubungan sebab'akibat. Jalin-menjalinnya berbagai peristiwa, baik secara linear atau lurus maupun secara kausalitas, sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh, padu, dan bulat dalam suatu prosa fiksi.
Lebih lanjut Stanton mengemukakan bahwa plot ialah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Plot ialah peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab-akibat.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa alur cerila ialah jalinan peristiwa yang melatari sebuah prosa fiksi yang dihubungkan secara sebab-akibat.



2.3.Penokohan
Dalam pembicaraan sebuah cerita pendek sering dipergunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama.
Tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirlran memilki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diespresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Sedangkan penokohan ialah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Dengan demikian, istilah penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh atau penratakan, sebab penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

2.4.Latar
Sebuah cerita pada hakikatnya ialah peristiwa atau kejadian yang menimpa atau dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu tertentu dan pada tempat tertentu. Menurut Nadjid (2003:25) latar ialah penempatan wahu dan tempat beserta lingkungannya dalam prosa fiksi.
Menurut Nurgiyantoro (2004:227-233) unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, antara lain sebagai berikut.
a.  Latar Tempat
Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat- tempat dengan nama tertentu serta inisialtertentu.
b.  LatarWaktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah "kapan" tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu.
c.   Latar Sosial
Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosialmasyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks serta dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Selain itu latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.

2.5.    Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi memang milik pengarang, pandangan hidup, dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun kesemuanya itu dalam karya fiksidisalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kacamata tokoh cerita. Sudut pandang adalah cara memandang tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu.
Ada beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk membedakan sudut pandang. Pertanyaan tersebut antara lain sebagai berikut.
a.     Siapa yang berbicara kepada pembaca (pengarang dalam percona ketiga atau pertama, salah satu pelaku dengan "aku", atau sepertitak seorang pun)?
b.     Dari posisi mana cerita itu dikisahkan (atas, tepi, pusat, depan atau berganti)
c.      Saluran informagi apa yang dipergunakan narator untuk menyampaikan ceritanya kepada pembaca (kata-kata, pikim, atau persepsi pengarang, kata-kata, tindakan, pikiran, perasaan, atau persepsi tokoh)?
d.     Sejauh mana narator menempatkan pembaca dari ceritanya (dekat, jauh, atau berganti-ganti)?
Selain itu pembedaan sudut pandang juga dilihat dari bagaimana kehadiran cerita itu kepada pembaca lebih bersifat penceritaan, telling, atau penunjukan, showing, naratif atau dramatik. Pembedaan sudut pandang yang akan dikemukakan berikut berdasarkan pembedaan yang telah umum dilakukan orang yaitu bentuk persona tokoh cerita persona ketiga dan persona pertama.
a.     Sudut pandang persona ketiga : "Dia"
Pengisahan cerita yang menpergunakan sudut pandang persona ketiga gaya "Dia", narator adalah seorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti. Hal ini akan mempermudah pembaca untuk mengenali siapa tokoh yang diceritakan atau siapa yang bertindak. Sudut pandang "dia" dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya. Di satu pihak, pengarang, narator dapat bebas menceritakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tokoh "dia", jadi bersifat mahatahu, di lain pihak ia terikat, mempunyai keterbatasan "pengertian" terhadap tokoh'dia" yang diceritakan itu, jadi bersifat terbatas, hanya selaku pengamat saja.
b.    Sudut Pandang Persona Pertama : "Aku"
Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona pertama (first person point of view), 'aku". Jadi: gaya "aku", narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. la adalah si "aku'tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui,dilihat, didengar, dialami dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakan tokoh si "aku" tersebut.
  



BAB 3
METODE PENELITIAN

Metode Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu setudi komparatif . adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, seerta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey). Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor dan melihat hubungan antara satu factor dengan factor  yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status (satus study).
Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau setandar-setandar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey normative. Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah normative bersama-sama dengan masalah setatus dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau  penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif , adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.






BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1     Sinopsis Dari Tokoh Utama
Dalam cerpen ini menceritakan seorang guru perempuan yang tidak lulus portofolio hingga harus mengikuti PLPG yang dilaksanakan di jayagiri kota Bandung. Guru tersebut mengikuti PLPG bersama dengan suaminya yang juga senasib tidak lulus portofolio. Tapi saat di ruang makan, suami dari guru perempuan tersebut sedang dikelilingi 3 perempuan. Lalu datang teman sekamarnya yang berbadan besar dan mulai memanas-manasi guru tersebut karena suaminya dikelilingi wanita-wanita. Tapi dengan penuh keteguhan hati, dia tetap bersabar karena tidak ingin terjadi masalah dengan rumah tangganya.

4.2     Pembahasan

4.2.1.     Tema Cerita
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung didalam teks sebagai struktur sistematis dan yang menyangkut persamaan- persamaan atau perbedaan – perbedaan.
Tema disaring dari motif-motif  yang terdapt dalam karya bersangkutan yang menetukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik dan situasi tertentu.
Cerpen ini menceritakan tentang kesabaran seorang perempuan yang melihat suaminya sedang dikelilingi 3 orang perempuan lain, tapi dia tetap bersabar. Terkandung pada paragraph ke - 6 dan 8.

4.2.2.     Alur
Alur cerita ialah peristiwa yang jalin-menjain berdasar atas urutan atau hubungan tertentu. Sebuah rangkaian peristiwa dapata terjalin berdasar atas urutan waktu, urutan kejadian, atau hubungan sebab-akibat.
Alur dalam cerpen ini menggunakan alur maju, arah alur cerpen dibuktikan pada penggalan synopsis berikut.
“ Sore ini terasa begitu dingin. Dingin sekali. Bibir pun terasa mulai gemetaran. Getar-getarnya kutahan lewar gigitan kecil sambil terus melangkah menuju ruang makan”.
. . .
“Tiada terasa senja berganti jadi malam. Malam yang tak ada bulan. Malam yang tak ada bintang. Dan sebelum kututup jendela kamarku, kusampaikan “Salam Sunyi” pada Sangkuriang yang cintanya sama-sama tercampakan”.

4.2.3.     Tokoh/Penokohan
v Aku berwatak
Ø  Penyabar, “Ya, Allah kuatkan hatiku jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki oleh semua pihak antara aku dan suamiku di tempat ini”
v Sang Suami berwatak
Ø  Seenaknya dan Acuh, “Tak ada senyuman. Tak ada kata sepatahpun. Tanpa anggukan. Tanpa salam. Pandangannya dingin. Tak ada gairah. Seperti merasa tak bersalah, malah merasa lebih gagah”.
v Teman sekamar berwatak
Ø  Peduli, “Sampai hati ya, seorang suami membiarkan istrinya sendirian ditempat yang sama”.
Ø  Memanas-manasi, “Dengan melihat gelagat suami Ibu bercengkrama dengan wanita-wanita lain, apa hati tak terbakar? “.

4.2.4.     Latar / setting
v Tempat
Ø  Jayagiri.
“Dinginnya Jayagiri terasa menusuk ruas-ruas tulang di setiap bagian tubuhku”.
Ø  Ruang makan
“Langkahku rasanya semakin lamban, tetapi akhirnya aku bisa sampai juga di ruang makan dan … “.
Ø  Kamar
“Sesampainya di kamar, ibu setengah baya tadi merebahkan diri di tempat tidur”.
v Waktu
Ø  Sore hari
“Sore ini terasa begitu dingin”.
Ø  Malam Hari
“Tiada terasa senja berganti jadi malam”.
4.2.5.     Sudut Pandang
Cerpen ini mempunyai sudut pandang bahwa “orang pertama adalah pelaku utama.”
4.2.6.     Amanat
Ø  Dalam kondisi apapun kita harus tetap sabar dalam menjalani hidup, baik dimanapun, kapanpun, dan kepada siapapun.
Ø  Jangan berprasangka buruk terlebih dahulu terhadap seseorang, jika belum ada buktinya.
  


BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

5.1     Simpulan
          1. Tokoh Utama adalah Aku yang mempunyai penokohan penyabar dan
             tidak mau berprasangka buruk kepada seseorang.
2.  Amanat yang terkandung dalam cerpen adalah dalam kondisi apapun kita harus tetap sabar dalam menjalani hidup, baik dimanapun, kapanpun, dan kepada siapapun dan jangan berprasangka buruk terlebih dahulu terhadap seseorang, jika belum ada buktinya.
5.2    Saran
          Penulis sarankan kepada pembaca agar:
1.    Tingkatkan terus kemauan untuk membaca, baik artikel, Koran, dsb
2.    Lestarikan budaya-budaya lokal jika ingin membuat suatu karya sastra, agar budaya kita tidak akan hilang ditelan kebudayaan asing yang terus masuk ke dunia sastra kita.




DAFTAR PUSTAKA

Adeani, Ikin Syamsudin.2011.Kumpulan Cerita Pendek KAMAR DALAM KAMAR. Bandung:Batic Press
http://fix-net-medalem.blogspot.co.id/2013/05/analisis-unsur-intrinsik-cerpen.html

Unknown

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

3 komentar:

  1. Assalamualaikum
    Terimakasih kak bimbingannya
    Saya mau minta cerpennya ada? Saya mau baca cerpennya
    Terimakasih

    BalasHapus
  2. Boleh kirim dong isi cerpen lengkapnya

    BalasHapus

Bagi Yang Ingin Berkomentar Isi Aja Gan!!

 

Copyright © Arifnumbawan || Derisa17™ is a registered trademark.
Blogger Templates Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.